
DESAGLOBAL.ID, SURABAYA - PT Pupuk Indonesia (Persero), melalui anak usahanya, PT Petrokimia
Gresik (PKG) dan PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), bersinergi bersama PT
Perkebunan Nusantara (PTPN) grup untuk menerapkan Program Makmur bagi petani
tebu. Kolaborasi ini tercantum dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani
oleh PKG dan PKC dengan PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XII, dan PTPN XIV, di
Surabaya, Jawa Timur.
Direktur
Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal, menyatakan bahwa sinergisitas ini
merupakan bentuk dukungan perusahaan BUMN terhadap program ketahanan pangan
pemerintah. Dalam hal ini, setiap perusahaan sepakat untuk memberikan
pendampingan dalam budidaya tanaman kepada petani tebu melalui skema kemitraan
Program Makmur.
“Program
Makmur ini bertujuan untuk menciptakan suatu ekosistem yang berkelanjutan dan
terintegrasi, dengan melibatkan berbagai stakeholder di bidang usaha
pertanian,” ujar Gusrizal dalam acara penandatanganan MoU antara Pupuk
Indonesia grup dan PTPN grup.
Lebih lanjut
Gusrizal menyebutkan bahwa Menteri BUMN Erick Thohir juga turut mendukung
dengan membentuk Project Management Office (PMO) Makmur, dengan komoditas utama
padi, jagung, tebu, dan kopi. Untuk itu, Pupuk Indonesia meminta kepada seluruh
anak perusahaan dan perusahaan afiliasinya untuk ikut membantu perluasan
program Makmur.
Adapun
target program Makmur pada tahun 2022 mencapai seluas 250 ribu hektar. Hingga
Februari 2022, program ini telah terlaksana pada lahan pertanian seluas 60 ribu
hektar dan melibatkan 23 ribu lebih petani. Mereka menanam berbagai komoditas
seperti padi, jagung, sawit, tebu, hortikultura, dan sebagainya.
Mengingat
program Makmur menggunakan pupuk komersil, Gusrizal kembali menegaskan komitmen
Pupuk Indonesia untuk memberikan harga yang berpihak pada petani. Karena dalam
program ini, petani akan mendapatkan harga yang lebih murah jika dibandingkan
harga pupuk komersil untuk keperluan ekspor, industri, dan retail.
Selain itu,
Gusrizal mengatakan pihaknya telah menerapkan digitalisasi melalui aplikasi
Retail Management System (RMS). Sistem ini akan mempermudah pencatatan dan
penelusuran penjualan, sehingga lebih transparan dan akuntabel.
“Oleh karena
itu, kami meminta kepada bapak dan ibu untuk juga bisa memberikan harga yang
berpihak kepada petani program ini, dan kami juga akan memberikan harga yang
lebih baik lagi,” jelas Gusrizal.
Di tempat
yang sama, Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo, menyebutkan
bahwa esensi dari MoU ini adalah kerjasama antara perusahaan BUMN dengan petani
tebu. Karena sesuai dengan namanya, Makmur merupakan akronim dari “Mari Kita
Majukan Usaha Rakyat”.
Lebih lanjut
Dwi menyebutkan bahwa sebelumnya pada tahun 2021 Petrokimia Gresik telah
bekerjasama dengan PTPN X dan PTPN XI dalam program Makmur. Kini, dibawah
komando Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik akan memperluas jaringan kerjasama
dengan anak perusahaan PTPN III holding lainnya yang bergerak di sektor tebu.
Menurut Dwi,
program Makmur bagi petani tebu menjadi sangat penting, karena gula merupakan
salah satu komoditas strategis nasional. Untuk bisa menghasilkan produktivitas
dan rendemen yang tinggi, maka dibutuhkan sarana dan prasarana pertanian
seperti pupuk dan pestisida.
“Selain
pupuk, kebetulan kami di Petrokimia Gresik memiliki anak perusahaan yang
memproduksi pestisida dan insektisida, jadi lengkap ini,” ujar Dwi.
Sementara
itu, Direktur Utama holding PTPN III, Mohammad Abdul Ghani, secara virtual
menyatakan bahwa pangan merupakan isu global dimana kepentingan nasional atau
national interest kedepan akan semakin meningkat. Untuk itu, perusahaan BUMN
seperti Pupuk Indonesia, PTPN, ID Food, dan sebagainya, dituntut untuk bisa
meningkatkan kemandirian dan kedaulatan pangan, salah satunya melalui
kolaborasi dalam program Makmur.
Ghani juga menyakini bahwa kolaborasi perusahaan BUMN melalui kemitraan program Makmur dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas petani. Karena dalam ekosistem ini semua sarana produksi yang dibutuhkan akan dapat terpenuhi secara tepat waktu dan dengan harga terjangkau.
“Selain itu
tentunya pendampingan budidaya dari Pupuk Indonesia dan PTPN grup diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas dan produksi nasional, hingga kesejahteraan
petani,” ujarnya.* (na-sumber: bumn.go.id)