
DESAGLOBAL.ID
- KLHK mengajak seluruh komponen bangsa untuk mencapai target Program Kampung
Iklim (ProKlim) 20.000 lokasi pada Tahun 2024 sebagaimana arahan Presiden Rl.
Seruan ini ditujukan kepada pemerintah pusat, pemerintah
provinsi/kabupaten/kota, dunia usaha, lembaga keuangan, perguruan tinggi,
organisasi kemasyarakatan, mitra pembangunan dan para pemangku kepentingan yang
ada dan seluruh masyarakat, untuk bersama-sama, bahu-membahu memberikan
kontribusi pemikiran ataupun kegiatan nyata di lapangan, di masing-masing area
of interest/responsibility.
”ProKlim
merupakan bentuk aksi nyata untuk mewujudkan ketahanan iklim dan gaya hidup
rendah emisi gas rumah kaca di tingkat tapak, melalui pelaksanaan aksi adaptasi
dan mitigasi perubahan iklim,” ujar Menteri LHK Siti Nurbaya dalam sambutannya
yang dibacakan oleh Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian LHK
(KLHK), Laksmi Dewanthi dalam Rapat Koordinasi Teknis ProKlim tahun 2022, di
Jakarta.
Ia
menjelaskan jika pelibatan masyarakat di tingkat tapak, baik di level desa,
dusun, kampung, menjadi salah satu kunci keberhasilan pengendalian perubahan
iklim.
“Emisi
karbon sebagai penyebab perubahan iklim tidak bisa lepas dari kegiatan
antropogenik, dan dari sisi dampak masyarakatlah yang langsung merasakan
berbagai dampak akibat terjadinya perubahan iklim tersebut, sehingga masyarakat
perlu diperankan sebagai aktor sebenarnya dalam upaya pengendalian iklim,”
jelasnya.
Laksmi
mencontohkan jika upaya efisiensi penggunaan energi, pengelolaan sampah dan
limbah rumah tangga, limbah peternakan dan pertanian, pengelolaan hutan berkelanjutan
menjadi dasar upaya mitigasi perubahan iklim. Selain itu efisiensi penggunaan
air, konservasi tanah dan air, peningkatan ketahanan pangan, upaya
penanggulangan bencana seperti banjir dan longsor, pola pertanian
berkelanjutan, perlindungan terhadap penyakit akan menjadi kunci keberhasilan
adaptasi perubahan iklim.
Kegiatan
atau praktik baik terkait adaptasi dan mitigasi perubahan iklim tersebutlah
yang ia sebutkan sedang terus didorong oleh Pemerintah melalui KLHK untuk
dikembangkan di tingkat tapak melalui ProKlim untuk membangun ketahanan
masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim dan pengurangan emisi GRK berbasis
masyarakat.
“Program
Kampung Iklim/ProKlim merupakan salah satu bentuk nyata kontribusi masyarakat
di tingkat tapak dalam pencapaian target NDC Indonesia,” imbuhnya.
Program
Kampung Iklim atau ProKlim telah berjalan selama satu dekade sejak dicanangkan
pada Tahun 2012. Hingga tahun 2021 telah terdaftar sebanyak 3.270 lokasi
Kampung Iklim di seluruh Indonesia dan ditargetkan akan ada 20.000 kampung
iklim pada tahun 2024 mendatang.
ProKlim
merupakan salah satu bagian dari upaya mewujudkan komitmen Indonesia
mengendalikan perubahan iklim seperti yang telah disampaikan dalam Dokumen
Updated NDC (UNDC). Melalui dokumen tersebut pemerintah telah menetapkan
strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim untuk menurunkan risiko
perubahan iklim pada semua sektor pembangunan di Tahun 2030. Dalam dokumen
tersebut, lndonesia telah menetapkan tiga target ketahanan yakni ketahanan
ekonomi, ketahanan sosial dan sumber penghidupan, serta ketahanan ekosistem dan
lanskap.
Selain
dokumen NDC, Indonesia termasuk negara yang telah menyusun dokumen Long-term
Strategy on Low Carbon and Climate Resilience 2050 (LTS-LCCR 2050), yang
merupakan pedoman dalam strategi implementasi mitigasi dan adaptasi perubahan
iklim di Tahun 2050.
Selain itu,
terkait dengan mitigasi perubahan iklim, pemerintah Indonesia terus bergerak
nyata memperkuat kebijakan di dalam negeri, salah satunya untuk sektor hutan
dan penggunaan lahan lainnya (Forest and Other Land Use/FOLU), dengan keluarnya
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 168 Tahun 2022 tentang
FOLU Net Sink 2030 yang ditandatangani pada tanggal 24 Februari 2022.
Hal tersebut
menunjukkan keseriusan pemerintah yang mengusung konsep 'Indonesia FOLU Net
Sink 2030' sebagai sebuah pendekatan dan strategi dimana pada tahun 2030,
tingkat serapan emisi sektor FOLU ditargetkan sudah berimbang atau lebih tinggi
dari pada tingkat emisinya (Net Sink). Sektor FOLU ditargetkan dapat menurunkan
hampir 60% dari total target penurunan emisi nasional.
Laksmi pun mengaitkan jika semangat mengendalikan Perubahan iklim selaras dengan semangat yang diusung dalam Presidensi G20 Indonesia dengan tema "Recover Together, Recover Stronger". Semangat ini diharapkan meginspirasi dan menjadi contoh bagi negara-negara anggota dan dunia secara umum, bahwa Indonesia mampu menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan menunjukkan bahwa diperlukan keseimbangan peran antar berbagai negara dalam tujuan mulia, yakni melindungi bumi dan manusia dengan menjaga kenaikan suhu bumi di bawah 2 derajat Celsius bahkan diupayakan di bawah 1,5 derajat Celsius.
“Indonesia
memiliki peluang untuk memberikan contoh-contoh yang baik dan kerja serius
dalam pengendalian perubahan iklim, salah satunya melalui kegiatan ProKlim,”
pungkasnya.* (na-rls)