DESAGLOBAL.ID – Pembiayaan ultra mikro (UMi) dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau
BRI menjadi titik terang bagi Leni Marlia (Jakarta 08/05) untuk melanjutkan
hidup yang lebih baik. Pasalnya, dari sanalah ia bisa keluar dari jeratan
rentenir.
Ia
bercerita, sepajang 2020-2021 merupakan masa tersulit yang dihadapinya sebagai
seorang pedagang sekaligus petani asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat
tersebut.Pada saat itu,Leni mendapat cobaan suaminya meninggal dunia. Usahanya
berjualan pakaian pun dan panennya juga meredup di tengah kondisi pandemi.
Selama ini,
ungkapnya, untuk modal berjualan pakaian dan bertani seringkali memanfaatkan
kredit dari rentenir. Maka, ketika ekonominya jatuh, pelunasan utang Leni
kepada rentenir tersendat. Leni yang tinggal di Kampung Bayur, Desa Lemahduhur,
Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, itu pun merasa tercekik dengan bunga
pinjaman yang semakin membengkak.
“Sudah bertahun-tahun
kalau pinjam uang buat modal usaha tani, saya pinjam ke rentenir. Jumlahnya Rp1
jutajadi Rp1,3 juta. Ketika lagi sulit bunganya membengkak,”ungkap Leni.Namun,
secercah harapan datang setelah ia bercerita kepada salah satu sahabatnya. Ia
mendapat saran untuk mengajukan kredit permodalan ke BRI.
Akses
permodalan didapatkannya melalui kredit UMi dari BRI melalui AgenBRILink Pak
Acim. Ternyata, kata Leni, prosesnya mudah dengan bunga pinjaman yang jauh
lebih murah. Leni juga mengaku senang katena pelayanan BRI selalu ramah.
“Setiap ada
masalah ketika cerita ke BRI selalu ada solusinya. Pengajuan juga hanya
beberapa menit, mudah sekali. BRI orangnya ramah-ramah,” ujarnya.
Adapun kali
pertama ia mengajukan kredit, BRI memberi kucuran dana Rp3 juta. Sementara
untuk yang kedua, ia kembali mengajukan permodalan UMi sebesar Rp6 juta.“Itu
dananya saya pakai modal bertani dan selebihnya untuk jualan,” imbuhnya.
Dengan akses
permodalan itu pun, sedikit-demi sedikit ekonomi Leni mulai terangkat. Selain
bertani dan berdagang pakaian, Leni juga mengajar sekolah PAUD. Ia berterima
kasih kepada BRI dan berharap bank terbesar di Tanah Air ini bisa selalu
mempertahankan layanan prima bagi semua nasabah dari segala golongan ekonomi.
Terlebih bagi golongan ekonomi bawah yang rentan terhadap jerat rentenir, Leni
berharap BRI bisa menjadi solusi terdepan.
“Saya sangat
puas atas pelayanan bagus dari BRI. Saya berharap BRI dapat terus memberikan
layanan terbaik untuk semua kalangan. Rakyat kecil mohon dibantu lepas dari rentenir,”
ujar Leni.
Seperti
diketahui, BRI memang berupaya terus memperluas jangkauannya dalam mengucurkan
kredit segmen mikro. Hal ini tercermin dari jumlah nasabah pinjaman segmen
mikro BRI yang melonjak 13,5% yoy dari 11,7 juta pada 2020 menjadi 13,3 juta
pada 2021.
Strategi
BRIdalam menjaring segmen mikro semakin kuat berkat peran perseroan sebagai
pemimpin Holding UMi. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian kini
pun terkonsolidasi bersama BRI mengembangkan potensi di segmen ultra mikro dan
mikro.
Jumlah
nasabah kredit mikro di BRI Group pada tahun lalu telah menyentuh 31,1 juta.
Lebih rinci, BRI mendapat tambahan 6,6 juta nasabah dari Pegadaian dan 11,2
juta nasabah dari PNM.
Melalui
keberadaan Holding UMi, BRI diharapkan dapat melakukan akselerasi dalam
mendongkrak kinerja perekonomian rakyat melalui UMKM yang jumlah dan potensinya
sangat besar. Holding UMi diyakini akan mengakselerasi pertumbuhan UMKM serta
sangat potensial untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih produktif,
serta meningkatkan pendapatan masyarakat disegmen UMi.* (na-sumber: kementerian
bumn)