
DESAGLOBAL.ID,
JAKARTA - "Menteri Trenggono telah meluncurkan tiga program terobosan
Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai implementasi blue economy. Kebijakan
ini merupakan era baru perikanan Indonesia yang lebih maju, menyejahterakan,
dan berkelanjutan. Dalam menyukseskan program tersebut BRSDM memiliki tugas
untuk meningkatkan kualitas SDM," tegas Kepala Badan Riset dan Sumber Daya
Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), I Nyoman Radiarta.
Hal tersebut
disampaikan Nyoman saat menjadi narasumber pada Goesmart 2022 bertema ‘Goes to Smartization: Recover
Together Recover Stronger’ yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung
melalui Smart City and Community Innovation Center ITB, pada 31 Mei 2022.
Dalam
paparan bertajuk ‘Ciptakan Ekosistem Maritim Cerdas Melalui Riset dan
Teknologi’, Nyoman menyampaikan bahwa Maritim Cerdas dibangun melalui Ekosistem
Pendidikan yang mendukung pelaksanaan riset dan perekayasaan teknologi.
“Ekosistem pendidikan di Politeknik KP dihasilkan dari pendidik dengan
kuantitas dan kualitas yang baik, kurikulum yang memperbanyak kesempatan
praktik, serta sarana dan prasarana pendukung untuk riset dan perekayasaan
teknologi,” terangnya.
Dalam
pelaksanaannya, terdapat empat komponen penting dalam menciptakan individu KP
yang dinamis, produktif dan bertalenta global, yakni pendidikan, inkubasi
bisnis, penyuluhan dan pelatihan. Melalui pendidikan yang berbasis pada vokasi,
diharapkan dapat tercipta SDM kompeten yang terserap di dunia usaha dan
industri (DuDi), dan calon pelaku usaha.
Melalui
penyuluhan, diharapkan dapat terwujud ekstensi berbasis digital dalam
menumbuhkan kelembagaan ekonomi masyarakat atau korporasi KP, di mana kelompok
masyarakat yang disuluh, ditumbuhkan dan ditingkatkan kelas lembaga
kelompoknya. Sementara itu melalui pelatihan, menjadi wadah bagi para pelaku
usaha yang berbasis pada pengetahuan, keterampilan dan manajerial, sehingga
menghasilkan SDM kompeten yang terserap di DuDi dan calon pelaku usaha.
Komponen terakhir yakni inkubasi bisnis melalui start up KP maupun Smart
Fisheries Village, guna menciptakan pelaku usaha yang inovatif dan mandiri.
"Politeknik
KP sebagai ekosistem maritim cerdas berfungsi sebagai learning center, center
of excellent, penyedia inovasi dan solusi berbasis saintifik dan riset, wadah
pelibatan publik dengan diseminasi hasil riset dan teknologi, wadah kolaborasi
dan knowledge sharing, penyedia SDM, serta pelibatan generasi milenial.
Sementara itu untuk Smart Fisheries Village sebagai wadah kolaborasi, berfungsi
untuk mendukung program prioritas KKP," jelas Nyoman.
Lebih lanjut
Nyoman menyampaikan strategi dalam pencapaian Pendidikan KP, yakni membangun
sistem penyelenggaraan pendidikan berbasis kerja sama industri, meningkatkan
kualitas pendidik dan tenaga kerja, metode pembelajaran menggunakan ‘Teaching
Factory’, meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar industri, serta
membangun sistem Pendidikan KP berbasis digital atau teknologi informasi.
Saat ini KKP memiliki 20 satuan pendidikan KP yang tersebar di seluruh Indonesia, terdiri dari 10 satuan pendidikan tinggi atau Politeknik KP, 1 Akademi Komunitas, dan 9 satuan pendidikan menengah atau Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM). Sebagai informasi, seluruh satuan pendidikan lingkup KKP tengah membuka pendaftaran peserta didik baru. Terdapat 55 persen kuota peserta didik yang dialokasikan untuk anak-anak pelaku utama kelautan dan perikanan, seperti nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar ikan, serta petambak garam dengan biaya pendidikan dan perlengkapan gratis. Informasi pendaftaran dapat diakses pada link https://pentaru.kkp.go.id/2022.
Sebelumnya,
Menteri Trenggono berpesan, dalam membangun dan mengembangkan sektor kelautan
dan perikanan, dibutuhkan generasi muda yang mumpuni dan melek teknologi. Untuk
itu taruna dan taruni satuan pendidikan KP diharap dapat serius dalam belajar,
memperluas wawasan, serta siap memberikan yang terbaik kepada negara.* (fr-rls)