
DESAGLOBAL.ID
- Kementerian BUMN mendukung Perum Perhutani yang turut berpartisipasi dalam
program Pemerintah pada Ketahanan Pangan Nasional. Perhutani berperan dalam
pengelola hutan berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat dengan kontribusi
Perum Perhutani kepada masyarakat desa hutan dalam bentuk pemanfaatan lahan
dibawah tegakan (PLDT) melalui kegiatan agroforestri. Agroforestri adalah
kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan menggunakan optimalisasi pemanfaatan
lahan dengan sistem kombinasi tanaman berkayu, buah-buahan, atau tanaman
semusim sehingga terbentuk interaksi ekologis dan ekonomis diantara komponen
penyusunnya.
Asisten
Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN mengapresiasi
inisiatif Perhutani dalam menjalankan program agroforestri dan menjadikan salah
satu Program Strategis/Quick Win Perhutani.
“Program
Agroforestry Perhutani merupakan salah satu program strategis Perhutani untuk
mendukung katahanan pangan, yang sebagaimana kita ketahui dunia saat ini sedang
mengalami krisis pangan global. Dengan dimulai dari penanaman tebu pada tahun
2022 dan selanjutnya akan diikuti komoditas lainnya. Program ini juga sebagai
bentuk sinergi Perum Perhutani dengan BUMN lainnya seperti Holding Perkebunan”
ucap Bapak Rachman Ferry Isfianto.
Program ini
juga sebagai bentuk sinergitas Perum Perhutani dg BUMN lainnya seperti PTPN.
”Kegiatan agroforestri Perum Perhutani hampir seluruhnya dikerjasamakan dengan
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dimana setiap LMDH memiliki anggota yang
merupakan masyarakat sekitar hutan, selain dengan LMDH tersebut juga terdapat
Kerjasama agroforestri dengan entitas yang sudah berbadan hukum. Tanaman
agroforestri dalam kawasan hutan tersebut dibuatkan Perjanjian Kerja Sama (PKS)
antara LMDH/Entitas berbadan hukum dengan Administratur/KKPH selaku pimpinan di
Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH). Saat ini telah terdata lebih kurang terdapat
62 jenis komoditi yang diusahakan dan dikelompokkan menjadi bidang kegiatan:
Ketahanan
Pangan; bagi hasil dari komoditas padi, jagung dan kedelai.
Hasil Hutan
Bukan Kayu; bagi hasil dari komoditas kopi, cengkeh, kelapa, kacang tanah,
porang, salak, durian, mangga, pisang, bambu, air dan sebagainya.
Kerja sama
Tebu; pendapatan kerja sama tebu skema Permen LHK No. P.81/2016 berupa Dana
Pembangunan Hutan (DPH) dan bagi hasil bersih produksi gula dan tetes tebu dari
6 mitra kerja sama agroforestry tebu.
Industri
Madu; pendapatan dari Madu Wanajava KPH Pati (Jawa Tengah).
Pada tahun
2021 kontribusi komoditas agroforestry Perum Perhutani sudah cukup signifikan,
dengan total lahan agroforestry sebesar 203.148 Ha Perhutani dengan bantuan
masyarakat sekitar hutan dapat memproduksi komoditas padi sebesar 11.422 ton,
jagung 12.976 ton, kopi 2616 ton, singkong 3109 ton, porang 274, tebu 498 ton,
dan komoditas lainnya 703.692 ton.
Perhutani
membantu program ketahanan pangan dengan mengoptimalkan kawasan hutan untuk
penguatan produksi komoditas bahan pangan yang esensial bagi penduduk Indonesia
terdiri dari jenis padi, jagung, tebu dan lain-lain. Terdapat 5 KPH Piloting
Ketahanan Pangan sesuai mandat Kementerian LHK dan Kementerian Pertanian dengan
Luas Areal 13.782 Ha, 21.044 orang petani hutan, 130 LMDH/KTH serta 5 KPH
Lokasi Tambahan Piloting Ketahanan Pangan Kementerian Koperasi dengan luas
areal 12.380 Ha, 27.794 orang petani hutan, 101 LMDH/KTH Ha dengan komoditi
padi dan jagung. Pengembangan lokasi model ketahanan pangan diharapkan dapat
membantu program nasional dalam menjaga stabilitas ketersediaan pangan nasional
dan gejolak harga pangan.
Selain itu Perum Perhutani mendukug dalam PROGRAM MAKMUR (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat) adalah Program yang diinisiasi dan melibatkan berbagai berbagai pihak (PIHC, RNI, PTPN, SHS, BRI, ASKRINDO, JASINDO, dll) dengan melakukan upaya Pendampingan intensif kepada petani & budidaya pertanian berkelanjutan serta melibatkan rantai pasok dan didukung teknologi, dengan berbasis triple bottom-line 3P (People, Planet, Profit) untuk memakmurkan Petani Indonesia.
Project
Management Office (PMO) Makmur untuk komoditi Padi dan Jagung terdapat di 10
KPH Pilot tersebar di 3 Divisi Regional. Untuk komoditi padi seluas 191 Ha
berada di KPH Banten sedangkan komoditi jagung seluas 8.688 Ha berada di KPH
Indramayu, KPH Majalengka, KPH Banten, KPH Pemalang, KPH Pati, KPH Kendal, KPH
Bojonegoro, KPH Tuban, KPH Blitar dan KPH Madiun. PMO Makmur diharapkan oleh
Kementrian BUMN dapat menjadi program unggulan untuk menjaga kedaulatan pangan
di Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan petani melalui penyediaan berbagai
akses ke permodalan, Sarana produksi pertanian, aggregator, Offtaker dan lahan
Garapan.* (na-sumber: Kementerian BUMN)