
DESAGLOBAL.ID, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan transisi usaha menuju ekonomi hijau dapat memberikan peluang bisnis yang besar dan juga membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
"Merujuk
pada studi dari World Economic Forum 2020, di mana estimasi transisi ke ekonomi
hijau dapat menghasilkan peluang bisnis senilai 10 triliun dolar AS, dan
membuka 395 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2030," kata MenKopUKM Teten
Masduki dalam acara Side Event G20 Indonesia bertajuk Green Economy and
Sustainable Business yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan UKM
(KemenKopUKM) secara virtual, Rabu (22/6) malam.
Menteri
Teten pun menyadari banyak bisnis yang biasanya enggan mengadopsi ekonomi
hijau, karena dipandang sebagai masalah teknis yang rumit dengan biaya produksi
yang tinggi.
Menurutnya
hal tersebut sama sekali tidak benar, di mana menurut penelitian, penggunaan
sumber daya yang lebih baik dalam industri dapat membantu penghematan secara
keseluruhan lebih dari 600 miliar dolar AS per tahun di Eropa.
"Praktik
ekonomi hijau harus diimplementasikan pada bisnis yang sudah ada maupun bisnis
baru di berbagai sektor industri, mulai dari proses produksi, produk, hingga
manajemen dalam bisnis itu sendiri, yang berarti juga akan membantu faktor
keberlanjutan bisnis mereka," kata Menteri Teten.
Dia pun
menekankan bahwa beradaptasi dengan ekonomi hijau mungkin tampak menantang,
tetapi hal ini memungkinkan, karena telah banyak UMKM lokal yang sudah
mempraktikkan ekonomi hijau dengan nilai tradisional dan kearifan lokal.
Selain itu,
lanjut Menteri Teten, beradaptasi dengan ekonomi hijau juga akan membuka pasar
yang lebih luas bagi pelaku usaha.
"Mengingat
pentingnya UMKM dalam mendorong agenda ekonomi hijau, kami mendorong agar lebih
banyak investasi untuk bisnis yang mengadopsi praktik tersebut. Karena tidak
hanya akan memberikan pemulihan ekonomi dan lapangan pekerjaan, ekonomi hijau
akan membantu memajukan tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang telah
menjadi fokus kami," katanya.
Di tempat
yang sama, Deputi Bidang Kewirausahaan, KemenKopUKM, Siti Azizah mengatakan
bahwa jalan menuju ekonomi hijau membutuhkan peran UKM untuk terlibat dalam
perubahan. Pasalnya, UKM dikatakan memainkan peran penting dalam perekonomian
Indonesja.
"Jika
kita ingin mempercepat kemajuan SDGs, kita harus memperkuat kolaborasi dan
keterlibatan dengan banyak pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, LSM,
dan lembaga penelitian, serta kementerian dan lembaga lain untuk implementasi
ekonomi hijau bagi UKM," kata Siti Azizah.
Senada, B20
Indonesia Chair Shinta W. Kamdani menegaskan bahwa keterlibatan UKM dalam
ekonomi hijau memegang peranan penting dan membutuhkan kolaborasi yang erat
antar pemangku kepentingan.
"UKM
harus terlibat dalam ekonomi hijau. Sejalan dengan apa yang bisa kita lakukan,
kita harus memperhatikan kolaborasi dan rekomendasi kebijakan untuk UKM dalam
penerapan ekonomi hijau, karena ini dapat memberikan profit yang tinggi bagi
UKM," ucap Shinta
Sebagai best
practice dari penerapan ekonomi hijau dalam pengembangan usaha, Co-founder dan
Chief Marketing Officer Octopus Indonesia Hamish Daud bercerita bahwa pihaknya
membuat platform yang dapat memberdayakan masyarakat untuk lebih peduli pada
lingkungan.
Isu plastik
dikatakan menjadi hal yang sangat penting saat ini, dan melalui platform
Octopus Indonesia, pihaknya memberikan peluang kepada masyarakat untuk
mendapatkan nilai tambah dari mengumpulkan sampah plastik.
"Octopus
memberikan pengertian kepada masyarakat bahayanya sampah plastik kepada
lingkungan. Jadi kita buat hal yang sederhana dan semenarik mungkin," kata
Hamish.
Dalam praktiknya, Octopus Indonesia memberdayakan pengumpul sampah yang dinamakan pelestari untuk mengumpulkan sampah plastik melalui aplikasi. Nantinya, sampah yang dikumpulkan akan diserahkan kepada bank sampah atau check poin yang juga dilakukan melalui aplikasi yang terintegrasi dan hasil sampah plastik tersebut akan didaur ulang.
"Saat
ini, Octopus Indonesia sudah tersedia di Makassar, Bali, Bandung, dan Jakarta.
Jadi kami ingin memberdayakan masyarakat untuk terlibat dalam kampanye tidak
memakai plastik dan lebih mencintai lingkungan," katanya.* (na-rls)