
DESAGLOBAL.ID,
Nusa Dua - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) meyakini gelaran event Meeting,
Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) mampu menjadi media promosi yang
baik untuk menampilkan karya-karya Indonesia dari segi kekayaan budaya,
keindahan destinasi, serta kreasi lokal yang kreatif dan berdaya saing.
Deputi
Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf/Baparekraf Rizki
Handayani dalam pernyataanya di Jakarta, Rabu (22/6/2022) menjelaskan, salah
satu kegiatan di dalam MICE adalah perjalanan insentif yang bisa digunakan
sebagai media promosi destinasi dan pengenalan budaya lokal.
“Acara MICE
bisa menjadi media untuk mempromosikan budaya Indonesia melalui side event
seperti saat welcoming dinner bisa digunakan untuk menampilkan pertunjukan
budaya dan kuliner khas untuk delegasi yang datang,” ujarnya.
Sementara
itu, Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran
Kemenparekraf/Baparekraf, Masruroh, saat gelaran Asian Venture Philanthropy
Network (AVPN) Conference di Nusa Dua, Bali, Rabu (22/6/2022) menjelaskan,
event-event kreatif di Indonesia juga bisa mengambil bagian untuk menampilkan
karya-karya bagian kekayaan budaya, keindahan destinasi, kreasi lokal yang
kreatif, dan berdaya saing. “Sehingga dengan sebuah event kami juga
melestarikan seni dan budaya lokal,” ujarnya.
Iyung sapaan
akrab Masruroh mengatakan, event MICE selalu memberikan multiplier effect,
lantaran pengeluaran dari wisatawan bisnis dua kali lebih tinggi daripada
wisatawan leisure dengan rata-rata menginap selama tiga hari.
“Hampir
semua acara MICE melibatkan UMKM melalui pameran atau sebagai pemasok oleh-oleh
lokal. Event MICE juga memperhatikan kelestarian lingkungan dengan penggunaan
plastik dan kertas lebih sedikit,” ujarnya.
Iyung
mengatakan, Kemenparekraf selalu berkolaborasi dengan pentahelix (akademisi,
bisnis, pemerintah, komunitas, dan media) untuk mengembangkan potensi
pariwisata dan ekonomi kreatif, termasuk sektor MICE.
Selain itu
juga melibatkan berbagai stakeholder MICE dalam pembentukan strategi
pengembangan MICE. Kemenparekraf bersama pemangku kepentingan MICE telah
membuat pedoman CHSE MICE yang masih digunakan hingga saat ini sebagai pedoman
penyelenggaraan acara MICE.
“Kami juga
bekerja sama dengan Polri, Kementerian Kesehatan, dan Satgas COVID-19 dalam
memberikan izin untuk setiap acara MICE,” katanya.
Kemenparekraf
pun masih aktif mengajukan penawaran (bidding) untuk acara MICE internasional
agar bisa membawa event tersebut ke Indonesia.
“Kami juga
berkolaborasi dalam mendukung acara MICE lokal dan nasional di seluruh
Indonesia dengan pemerintah daerah, PCO/PEO, asosiasi MICE, dan UMKM. Kami juga
bekerja sama dengan para pemangku kepentingan dalam promosi MICE,” katanya.
Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan penyelenggaraan MICE merupakan salah satu
program andalan yang dijalankan Kemenparekraf/Baparekraf dalam mendorong
kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja di sektor parekraf. Khususnya
dalam mendukung pencapaian pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Ia mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi mendukung kebangkitan pariwisata melalui sektor MICE.
"Pemerintah
berupaya menarik lebih bayak kegiatan MICE (Meeting, Incentive,Convention, and
Exhibition) di Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk mendorong event sebagai
katalis pemulihan ekonomi nasional," kata Menparekraf Sandiaga.* (na-rls)