
DESAGLOBAL.ID,
JAKARTA - Data paling riil dan update adalah data yang berbasis desa karena berskala
mikro berbasis SDGs Desa yang selama ini dikelola Kementerian Desa Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Data
berbasis SDGs Desa tersebut adalah pemutakhiran data Indeks Desa Membangun
(IDM) yang detail dan lebih mikro. Sehingga bisa memberikan informasi lebih
banyak dan sebagai proses perbaikan, karena terdapat pendalaman data-data pada
level RT, keluarga, dan warga.
Hal itu
disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
(Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar atau yang akrab disapa Gus Halim saat
mengunjungi Kantor Redaksi Kompas, Palmerah, Jakarta Pusat, Rabu (6/7/2022).
Kunjungan
ini dilakukan dalam rangka membahas rencana kerja sama untuk membangun desa dan
transmigrasi. Gus Halim mengatakan, ada beberapa hal yang dapat disinergikan,
di antaranya publikasi dan penyajian data mengenai infrastruktur maupun segala
kondisi terbaru masyarakat desa.
"Permasalahan
yang terpenting di desa itu sebenarnya adalah data. Kita harus akui bahwa
permasalahan data bukan hanya di desa, di pemerintahan pun masalah besar,
sampai hari ini pun belum selesai," kata Gus Halim.
Dia
mengungkapkan, hingga saat ini kementerian dan lembaga memiliki data versi
masing-masing. Padahal, data yang paling ril dan update adalah data yang
berbasis desa berbasis SDGs Desa.
Gus Halim
menjelaskan, data berbasis SDGs Desa yang dimaksud adalah pemutakhiran data IDM
yang detail dan lebih mikro. Sehingga bisa memberikan informasi lebih banyak
dan sebagai proses perbaikan, karena terdapat pendalaman data-data pada level
RT, keluarga, dan warga.
Saat ini
proses pemutakhiran data berbasis SDGs Desa sudah mencapai 65.000 dari total
74.953 desa di seluruh Indonesia.
Metode
pengumpulan data dilakukan berbasis partisipatoris warga desa dan berbasis
sensus, bukan survei. Sehingga bisa dipastikan lebih detail dan rinci dibanding
data versi lainnya.
Selain data
berbasis SDGs Desa, Mendes PDTT juga ingin menjalin kerja sama soal publikasi
desa yang sudah dianggap berhasil baik di sektor BUMDes maupun desa wisata.
Sehingga desa yang sukses tersebut dapat menginspirasi desa lainnya.
"Tujuannya
memang untuk ditiru, dan kita selalu mengatakan ke desa-desa, kalau ingin cepat
tiru desa ini yang sudah bagus sambil disesuaikan dengan desanya, termasuk BUMDes,"
ungkap Gus Halim.
Sementara itu, Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas, Budiman Tanuredjo menyambut baik rencana kerja sama dengan Kemendes PDTT, khususnya mengenai data dan publikasi. Selama ini pihaknya selalu menjunjung tinggi data dalam setiap pemberitaan.
"Kita
siap menjadi mitra Kemendes PDTT untuk menceritakan narasi-narasi yang positif
dengan pendekatan kritis agar cerita ini bisa diikuti oleh desa-desa yang
lain," ujarnya.* (na-sumber: Kemendesa PDTT)