DESAGLOBAL.ID – Tidak banyak anak muda di desa yang tertarik berwirausaha di sektor peternakan. Kebayakan hanya bercita-cita urban ke kota mencari pekerjaan. Namun bagi Dio Viegas Latuinapitupulu, milenial inspiratif narasumber webinar inspirasi bisnis Intani seri ke 60, berwirausaha merupakan panggilan hatinya.

Sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, Dio sudah mulai berbisnis. “Tahun 2013, saya mulai terjun berbisnis di sektor peternakan burung puyuh, dan setelah satu tahun bangkrut. Setelah lulus SMA saya merantau ke Depok, jadi karyawan EO lalu tiga bulan kemudian saya mendirika EO sendiri, dua bulan bangkrut lagi,” tutur Dio mengawali ceritanya sebagai narasumber webinar inspirasi bisnis Intani yang ditayangkan secara live streaming di TANITV (https://youtu.be/dbqJXuEt9fA), rabu (23/02).

Dio pun memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Universitas Mataram jurusan pariwisata, karena menurutnya sektor pariwisata akan berkembang pesat ke depannya. “Seiring berjalan waktu mindset saya berkembang lagi, di NTB ini kebutuhan pangannya tinggi namun suplainya banyak dari luar pulau, salah satunya telur ayam ini. Dari sinilah saya tertarik untuk mempelajari bisnis ayam petelur.”

Diawali dengan menjadi karyawan di perusahaan swasta ayam broiler saat masih kuliah. “Waktu itu saya mempelajari ilmu marketingnya, dari situ saya tahu untuk pasar NTB saja di tahun 2016 pasokan telur ayam lokal hanya 15% sedangkan sisanya dipasok dari Jawa Timur, ” ujar Dio.

“Saya melihat peluang besar bisnis ini, maka saya mulai sendiri di tahun 2017 dengan seribu ekor ayam petelur dengan memanfaat fasilitas KUR dari bank pemerintah. Pemasaran awal itu door to door ke perumahan sekitar, ditambah penawaran garansi 100% telur akan diganti jika ada kerusakan. Sejak itu permintaan telur terus meningkat hingga restoran dan hotel,” tuturnya.

Di akhir tahun 2017, Dio bersama temannya mengakuisisi PT. Dellamoer Jaya Agriwisata yang saat itu kondisi manajemennya berantakan. Lalu Dio ditunjuk sebagai direktur, tahap awal yang ia lakukan, memperbaiki manajemennya. “Alhamdulillah di tahun 2021, saya sudah mengakuisisi full saham PT. Dellamoer yang semua direksinya berusia di bawah 30 tahun, kebanyakan lulusan dari peternakan Universitas Mataram,” tutur Dio.

Kesuksesan pria kelahiran tahun 1995 ini tidak hanya untuk keuntungan pribadi, namun melalui PT. Dellamoer Jaya Agriwisata ia membina tidak kurang dari 20 orang peternak ayam petelur lokal. “Jumlah ayam petelur kami saat ini mencapai 80 ribu ekor, jika dijumlahkan totalnya 200 ribu ekor. Dan saat ini kami mampu memasok hingga 40% kebutuhan telur ayam lokal di NTB.”

Menurut Dio, “keuntungan bersih bisa mencapai 8 juta rupiah per seribu ekor, dengan catatan manajemennya baik dan bisa mempertahankan kualitas ayam yang mampu berproduksi hingga 90%.”

Ketua umum Intani, Guntur Subagja menyampaikan dalam pengantarnya Dio ini mampu menjadi figure milenial yang sukses berbisnis khususnya di sektor peternakan sehingga menularkan semangat bagi anak muda untuk menjadi wirausahawan. “Dio ini sangat cerdas, di NTB terkenal dengan peternakan sapi dan kambing namun Dio memilih terjun ke peternakan yang belum umum di sana. Ini dinamakan dengan blue ocean strategy yaitu masuk ke pasar yang masih kosong, tantangannya menarik tetapi peluangnya juga cukup luas. Dan sukses berkembang pesat hingga sekarang.”

“Selaras dengan yang Dio lakukan, ini menjadi momen untuk kita berkolaborasi membangun jejaring dengan masyarakat, sehingga masyarakat bisa menjadi peternak rumahan dengan skala ekonomi UMK. Intani hadir untuk menginspirasi anak muda supaya mau mengembangkan kekayaan sumber daya nasional sehingga kita bisa terlepas dari ketergantungan impor. Saya optimis dengan kehadiran Dio dan kawan-kawan dalam waktu dekat Indonesia mampu mandiri di sektor pangan,” tutur Guntur.

Turut hadir dalam webinar ini Ir. Ismi Kushartanto, MBA, Dedi “Miing” Gumelar dan Dr. Marissa Grace Haque F., S.H, M.Hum, M.Si, MBA, selaku dewan penasehat Intani.* (na-dgn)