DESAGLOBAL.ID- Webinar_ Inspirasi Bisnis Intani seri ke 53 yang digagas oleh INTANI, perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia mengundang seorang petani sukses dari Palangkaraya Kalimantan Tengah sebagai narasumber yang inspiratif, Suroso Larosa. Pada sesi pembukaan acara webinar, Guntur Subagja Mahardika selaku ketua umum INTANI mengatakan bahwa INTANI dalam satu tahun di masa pandemi sudah menginisiasi acara webinar ini dengan menghadirkan tokoh-tokoh yang kreatif dan inovatif dibidangnya dan juga menceritakan succes story dari setiap narasumber. Guntur mengatakan bahwa INTANI berfungsi juga sebagai connecting people, yakni menghubungkan antara petani dan pemodal, antara petani dan pasar, antara pihak akademisi dan petani dan lain sebagainya sehingga para intaners (istilah followers INTANI). Dalam sambutannya Guntur Subagja memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Heri Fauji yang sudah mendukung sepenuhnya kepada Suroso pada masa jabatannya sebagai lurah. Di tangan dingin Heri Fauji sebagai kepala pemerintahan di desanya pada saat itu lahirlah seorang Suroso Larosa yang berhasil "menyulap" lahan gambut menjadi kebun buah dan agrowisata. Dari hasil wawancara antara tim desadigital.id dengan Heri Fauji beliau menceritakan dari awal mula Suroso membuka lahan perkebunan buah yang awalnya merupakan kebun sawit dan lahan tidak produktif.
"Iya mas, Alhamdulillah sekarang kebun LAROSA milik Pak Suroso sudah berkembang dan mulai ramai dikunjungi warga, yang awalnya hanya kebun sawit" ungkap Heri.
"Awalnya dari kebiasaan saya bersama babinsa dan beserta anggota LKK berkeliling, goes tiap hari Sabtu dan Minggu melihat aktivitas dan kondisi warga kami. Dan seperti biasanya setiap hari Sabtu Minggu warga kami ada yang kerja bakti saat itulah kami bisa berinteraksi langsung dengan warga.
Sampai pada suatu waktu saya mampir ke kebun sawit pak Suroso, saat itu saya berpikir kalo kawasan kebun sawit ini diubah menjadi kebun buah tentu akan berpotensi yg sangat menjanjikan, mengingat kawasan kebun sawit tersebut berada di pinggir jalan negara yang sudah diaspal dan mudah diakses.
Saya sampaikkan gagasan itu kepada Pak Suroso dan Alhamdullillah beliau menyambut baik hal tersebut".
"Wilayah kelurahan yang saya pimpin ini konflik di bidang pertanahan sangat tinggi, bahkan beberapa kapling tanah di kawasan pak suroso ini pun sempat diakuisisi oleh preman-preman sebagai tanah milik mereka. Hal itulah yang menjadi tantangan awal pada perjalanan membuat kebun buah dan agrowisata LAROSA. Namun setelah kita mediasi persoalan bisa diatasi. Dan kita dari kelurahan membuat surat-surat tanahnya sebagai dokumen yang kuat secara hukum" lanjut Heri Fauji dalam bincang-bincangnya melalui telepon.

"Di samping itu saya juga meminta ke Pak Suroso untuk dapat menghibahkan tanahnya ke Pemerintah kota supaya bisa mendapatkan bantuan. Dan kami dari kelurahan membuatkan surat tanah atas nama pemerintah kota dalam hal ini Dinas Parawisata. Alhamdulillah bantuan dari pemerintah untuk penataan kawasan pun mengalir, salah satunya berupa pembangunan pintu gerbang utama masuk ke areal kebun dan beberapa pondok tempat bersantai pengunjung", tutur Heri menutup obrannya dengan desadigital.id.

Semoga di negeri ini lebih banyak lagi lurah seperti Heri Fauji yang mampu melahirkan Suroso lainnya.
(as)