DESAGLOBAL.ID – Melalui webinar inspirasi bisnis Intani pada seri ke 85, Intani DPW DI Yogyakarta berbagi inspirasi bagaimana bisa menjadi petani sukses di pusat kota. “Bertani itu tidak harus selalu di sawah yang luas bahkan di lahan yang sempit seperti di atap ini juga bisa,” terang Intan Wierma Putri, selaku host dan pengurus Intani DPW DI Yogyakarta, Rabu (07/09).

Webinar kali ini mengangkat tema 'Untung Besar Jamur Tiram Ala Rumahan', dengan narasumber inspiratif Daliman, petani urban asal Danurejan – Yogyakarta yang sukses bertani di atas atap rumahnya di kawasan padat penduduk pusat kota Yogyakarta.

“Saya itu hobi bertani dan kebetulan lantai atas rumah saya tidak selesai dibangun jadi saya manfaatkan untuk bertani. Awal coba tanam aneka sayuran tapi hasilnya kurang, jadi beralih ke cabe rawit dan sekarang jamur tiram,” terang Daliman mengawali paparannya.

Pada Oktober 2021, Daliman mulai budidaya jamur tiram dengan modal 250 ribu untuk membeli 100 baglog jamur. “Jadi dari hasilnya saya tabung, lalu putar lagi beli baglog hingga sekarang sudah ada 2.500 baglog di tempat saya”.

Daliman menceritakan awal budidaya jamur tiram sengaja mulai dari kecil dulu sambil berjalan untuk cari pasarnya. “Jadi hasil panen saya bisa dipastikan laku terjual, saat permintaan sudah mulai bertambah baru saya tambah baglog lagi”.

Untuk pasar Daliman sudah merambah mulai dari pembeli eceran, suplai ke rumah makan hingga grosiran. “Saat panen sedang melimpah dan permintaan sudah cukup, maka sisa panennya saya jadikan kripik,” ujarnya sambil menunjukan produk kripik jamur tiram buatannya.

Dari hobi yang ditekuninya ini, Daliman bisa mendapat side income sangat menjanjikan. “Dari jamur tiram itu bisa dapat 150 – 250 ribu per hari, belum dari cabai rawit,” ujarnya.

Daliman juga memberikan tips untuk budidaya jamur tiram, pastikan ruangan yang digunakan sirkulasi udaranya cukup, agar pertumbuhan jamur cepat. “Kalau tempat saya ini kan di atas atap, jadi bagian atasnya saya tutupi plastik uv serta di bawah menggunakan paranet 4 lapis agar sirkulasi udaranya tetap terjaga”.

Bagi Daliman sukses tidaknya seseorang bertani itu bukan pada tempatnya tetapi seberapa besar kemaunnya untuk belajar dan memaksimalkan potensi sekitar yang ada. “Bangun relasi yang luas, banyak belajar maka potensi sekecil apapun bisa menjadi income yang maksimal serta memberikan dampak yang baik bagi kelestarian lingkungan,” pungkasnya.

Intan juga menyampaikan bahwa tahun lalu Daliman sudah membagikan kisah suksesnya bertani cabe rawit di atas atap dan kali ini berbagi inspirasi sukses budidaya jamur tiramnya. “Daliman ini sangat luar biasa dalam kurun waktu kurang dari setahun ekspansi bisnisnya di sektor pertanian maju pesat, dari cabe rawit sekarang ke jamur tiram. Mungkin tahun depan sudah ada komoditi baru yang dikembangkan Daliman,” terang Intan menutup kegiatan webinar.

Turut hadir Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat, M.Sc., Pembina Intani dan Guru Besar FEB Universitas Gadjah Mada dan Azfa Mutiara Ahmad Pabulo, sekretaris Intani DPW DI Yogyakarta.* (na-dgn)